Minggu, 22 Desember 2013

sekali saja

mereka sudah tidak bersama lagi.
namun aku masih tak puas tahu, apa mereka pernah memikirkan satu sama lain?
apa pernah salah satu nya mengenang.
aku tak pernah puas tahu, bentuk rupa nya,
nada kosa kata nya, bagaimana kepercayaannya.
tak pernah puas tahu.. hanya seperti kata-kata terikat yang menghibur.
andai bisa benar puas. bahkan untuk mencari asal saja terlalu menakutkan.

kemarin semua hal mengingatkan tentang seorang sosok yang pasti dipunyai semua.
wanita yang seharusnya menjadi panutan bagaimana seorang lelaki dan anaknya dapat berjalan.
seorang minoritas yang memiliki andil penting.
mungkin semua yang memilikinya disisi terlalu melebih lebihkan, tentang cinta sepanjang masa,
huh, masihkah itu bisa dipercaya kalau bahkan tidak bisa dirasakan.
orang itu mungkin sudah sangat-sangat mencoba memberikan hal yang terbaik,
bahkan untuk sesaat memang seperti tidak ada yang pernah terjadi.
seperti semua hanya rekaman yang pernah ditonton anak kecil.

tapi aku ingin melihat pantulan cahaya dari dadanya, sendiri. tanpa kata orang lain.
seperti ingin menyaksikan sendiri. memeluk sendiri. menyakiti orang lain.
seperti drama penuh air mata dan amarah.

aku hanya masih tak pernah puas tahu bagaimana kulitnya berubah.
hanya ingin menangis bersamanya.
sekali saja.
tolong.


selamat hari ibu untuk semua ibu.

Sabtu, 21 Desember 2013

lagu tanpa nada

setelah aku pergi,
aku tak bisa lagi mendengar suaramu.
dan hari ini aku merindukannya.
ya, aku sudah mencintai.. dirimu.
aku ingin membicarakan mimpiku.
denganmu. lagi.
aku langsung tahu
semua yang kusimpan didalam hatiku.
penyesalan..
jadi ini diriku sekali lagi.
aku akan mengeluarkan semua nya.
dari mataku. semuanya.
jadi inilah diriku sekali lagi.
yang sudah mencintai.. dirimu.

22-12-2013

takut kehilangan

malam ini. sebentar melupakan segala kesedihan lain.
bahagia sebentar sepertinya wajib buat semua manusia,
tapi kenapa, dia terlalu membahagiakan.
apa ini cuma awal. dan berakhir seperti biasa?
kan cape kalo semua nya sia-sia.
mungkin waktu itu terlalu cepat menyimpulkan bahwa kita berdua ga akan bisa.
tapi entah kenapa, saat berjalan semua tampak memudar.
apa yan diyakini bisa saja salah. oh ya, lupa, kadang emang ga semua hal itu yakin di dalam perkiraan.
segalanya bisa berubah di tengah perjalanan.
hanya mulai bimbang kenapa segalanya terlalu merah muda,
membuat diri memeluk boneka lebih erat dari sebelumnya.
tertawa senang berlebihan hanya karna barisan kata di layar.
apa semua nya benar terjadi, apa cuma akan jadi memori seperti yang sudah ada?
bahkan kadang saat memori dahulu muncul, masih buram apa itu terjadi.
apa itu ada?

bicara memori,
selalu ada saat pertama sebelum yang kedua dan seterusnya.
terlalu membosankan...
hanya lelaki yang tertutupi kabut. namun hal baik selalu datang
sebelum kabut itu menyelubungi, ada beberapa orang yang mengibaskan nya dan membuatnya menjadi jelas.
ia buruk rupa. dalam segala aspek.
selanjutnya tidak seperti awal, jauh berbeda,
terlalu jauh.
mungkin dulu hanya menyandang gelar amatir untuk mengetahui onderdil baik.
tapi saat sudah bisa membedakan, lagi lagi ternyata yang baik itu terkadang hanya polesan.
betapa sakit merenyitnya jika dipahami, bahkan sampai sekarang saat yang lainnya sudah datang.
hal berlalu ini masih menggeraut. namun sudahlah. memaafkan namun tidak melupakan kadang benar adanya.
namun selalu ada hal baru. dia datang disaat yang dikira tepat, orang yang membuat ku melihat ke atas.
dalam artian sesungguhnya maupun sepalsunya. ia mengajarkan cara melihat langit dan menurunkan kembali kepala. tapi kenapa, kenapa selalu ini yang dipermasalahkan. bosan. hal yang membosankan. bahkan untuk yang sekarang, kebosanan masih menjadi sesuatu yang menakutkan. setelah berhari hari mencari makna. akhirnya tercetus
menghabiskan masa SMA, yang kata orang-orang masa indah--ya,namanya juga kata orang, tidak yakin benar atau tidaknya--bagaimana jika mengabiskan saja sisa dengan bayangan wanita di cermin. ya. sendiri.

dia hal baru pertama, yang berbeda. mungkin kata-kata hal berbeda ini akan sangat membuat menyesel suatu hari. namun kenapa takut untuk masa yang belum tercapai jika bisa berdamai dengan keadaan.
orang yang membuat memeluk terasa mudah dilakukan. begitu karena tahu dia begitu.
tanpa mencoba lebih berat. dia membuatku mengerti tersenyum dan merindukan adalah hal wajar.
walaupun sebenarnya hal tersebut bukan ia yang harus menjelaskan. aku mengharapkan mereka, ya, mereka berdua tidak mengerti kewajiban yang satu ini. mungkin suatu hari, saat hari itu tiba, aku akan benar-benar tidak berbentuk lagi. hati yang tak pernah akan bersatu sama seperti ini lagi. bahkan imajinasi saja sudah menyakitkan. mungkin ini... hal ini. takut kehilangan.