bahagia sebentar sepertinya wajib buat semua manusia,
tapi kenapa, dia terlalu membahagiakan.
apa ini cuma awal. dan berakhir seperti biasa?
kan cape kalo semua nya sia-sia.
mungkin waktu itu terlalu cepat menyimpulkan bahwa kita berdua ga akan bisa.
tapi entah kenapa, saat berjalan semua tampak memudar.
apa yan diyakini bisa saja salah. oh ya, lupa, kadang emang ga semua hal itu yakin di dalam perkiraan.
segalanya bisa berubah di tengah perjalanan.
hanya mulai bimbang kenapa segalanya terlalu merah muda,
membuat diri memeluk boneka lebih erat dari sebelumnya.
tertawa senang berlebihan hanya karna barisan kata di layar.
apa semua nya benar terjadi, apa cuma akan jadi memori seperti yang sudah ada?
bahkan kadang saat memori dahulu muncul, masih buram apa itu terjadi.
apa itu ada?
bicara memori,
selalu ada saat pertama sebelum yang kedua dan seterusnya.
terlalu membosankan...
hanya lelaki yang tertutupi kabut. namun hal baik selalu datang
sebelum kabut itu menyelubungi, ada beberapa orang yang mengibaskan nya dan membuatnya menjadi jelas.
ia buruk rupa. dalam segala aspek.
selanjutnya tidak seperti awal, jauh berbeda,
terlalu jauh.
mungkin dulu hanya menyandang gelar amatir untuk mengetahui onderdil baik.
tapi saat sudah bisa membedakan, lagi lagi ternyata yang baik itu terkadang hanya polesan.
betapa sakit merenyitnya jika dipahami, bahkan sampai sekarang saat yang lainnya sudah datang.
hal berlalu ini masih menggeraut. namun sudahlah. memaafkan namun tidak melupakan kadang benar adanya.
namun selalu ada hal baru. dia datang disaat yang dikira tepat, orang yang membuat ku melihat ke atas.
dalam artian sesungguhnya maupun sepalsunya. ia mengajarkan cara melihat langit dan menurunkan kembali kepala. tapi kenapa, kenapa selalu ini yang dipermasalahkan. bosan. hal yang membosankan. bahkan untuk yang sekarang, kebosanan masih menjadi sesuatu yang menakutkan. setelah berhari hari mencari makna. akhirnya tercetus
menghabiskan masa SMA, yang kata orang-orang masa indah--ya,namanya juga kata orang, tidak yakin benar atau tidaknya--bagaimana jika mengabiskan saja sisa dengan bayangan wanita di cermin. ya. sendiri.
dia hal baru pertama, yang berbeda. mungkin kata-kata hal berbeda ini akan sangat membuat menyesel suatu hari. namun kenapa takut untuk masa yang belum tercapai jika bisa berdamai dengan keadaan.
orang yang membuat memeluk terasa mudah dilakukan. begitu karena tahu dia begitu.
tanpa mencoba lebih berat. dia membuatku mengerti tersenyum dan merindukan adalah hal wajar.
walaupun sebenarnya hal tersebut bukan ia yang harus menjelaskan. aku mengharapkan mereka, ya, mereka berdua tidak mengerti kewajiban yang satu ini. mungkin suatu hari, saat hari itu tiba, aku akan benar-benar tidak berbentuk lagi. hati yang tak pernah akan bersatu sama seperti ini lagi. bahkan imajinasi saja sudah menyakitkan. mungkin ini... hal ini. takut kehilangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar